Saya tahu betul bagaimana rasanya ditinggalkan, ada rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan, seakan ada lubang besar dalam hati yang tak kunjung menemukan pengganti untuk menutupinya. Kadang saya berpikir “mending saya saja yang meninggalkan daripada ditinggalkan”, Padahal ditinggalkan dan meninggalkan memiliki dampak yang sama.
![]() |
Sumber gambar : vebma.com |
Saya sadar, saya tidak boleh egois untuk menahan teman sekamar itu untuk tidak pergi. Harusnya saya yakin dengan perpisahan ini kita akan menemukan bahagia dengan cara masing-masing. Namun itu tidaklah mudah dan butuh waktu lama untuk mengikhlaskannya.
Sama seperti saat kehilangan orang yang kita sayangi, disaat semua harap tertuju pada dia, kemudian dia pergi dengan cara yang tidak biasa. Ada rasa menyesal dan kecewa dalam hati, bahkan ada umpatan dan mengutuk “mengapa harus bertemu dengan dia” kalau ujungnya hanyalah sebuah perpisahan.
Baca juga : Baca dan renungkanlah! Disaat dirimu mengutuk dunia dan merasa dunia ini tak adil
Memaafkan itu hal yang mudah, tapi untuk melupakan, tidak semua orang bisa melakukannya dengan mudah. Pada kenyataannya setiap tempat dan moment yang pernah kita lalui bersama, terus terulang dan terekam indah dalam ingatan, namun juga menawarkan luka yang dalam secara bersamaan.
Saya mengalami banyak kehilangan, rasa sakit, sedih dan kecewa dalam menjalani sebuah perpisahan. Namun saya yakin ini adalah pelajaran yang berharga untuk senantiasa menjaga hubungan baik dengan sesama.
Awalnya saya yang merasa dirugikan karena sebuah perpisahan, tapi sekarang saya mengerti, ternyata meninggalkanpun sama.
Disaat saya meninggalkan asrama untuk menikah dengan orang yang saya cintai dan pergi dari teman-teman yang selama ini mengisi hari-hari bersama. Tetap ada rindu dan luka disaat saya meninggalkan mereka meskipun saya yakin yang saya lakukan untuk kebahagian saya.
Antara meninggalkan dan ditinggalkan akan tetap sama-sama memiliki lubang di hati. Akan ada di mana kita merindukan waktu bersama dan kecewa untuk waktu yang pernah kita sia-sia kan, seperti rasa kesal dan marah karena suatu hal diwaktu itu.
Seiring berjalannya waktu, saya memahami bahwa kehidupan ini tak ubahnya sebuah “Pintu”. Ada yang masuk dan ada yang keluar, ada yang datang dan ada juga yang pergi, semua bergantian untuk saling mengisi dan melepaskan.
Baca juga : Wanita harus tegas antara halalkan atau tinggalkan...
Disaat kita kehilangan teman bercerita, akan ada teman baru yang akan mengantikan tempat teman bercerita tersebut. Seperti disaat kita terluka karena sebuah perpisahan dengan orang yang kita cintai, suatu saat akan datang pengganti yang benar-benar akan kita cintai dan mencintai kita seutuhnya.
Yah, setiap kita pasti akan meningalkan ataupun ditinggalkan. Terima kasih pada yang pernah datang dan pergi.
Kehidupan ini tak ubahnya sebuah pintu, Akan ada yang datang dan ada yang pergi, ada yang masuk dan ada yang keluar, semua akan bergantian untuk mengisi dan melepaskan. Semua orang berbakat untuk meninggalkan ataupun ditinggalkan.
Dewi Nadzifah
Perihal Diri